Dulu saya Mengira bahwa Bupati Nias Selatan adalah sosok pemimpin pembawa PERUBAHAN, ternyata TIDAK menurut penilaian saya sendiri.
Buktinya ribuan Mahasiswa/i PJJ USBM MEDAN DI-TELUKDALAM KAB NIAS SELATAN, Terancam dalam masa depan yang suram akibat dibawanya atau diprogramkannya kampus Bodong/ilegal di kab Nias Selatan. Apakah ini yang namanya pemimpin yang berperi kemanusiaan? Tentu saja "TIDAK"..!! Sudah menjalani perkuliahan hampir 2 tahun atau hampir 4 semester namun kampusnya ditutup karena Ilegal/tidak ad izin operasionalnya.
Saya menilai juga bahwa penegak hukum yang ada di NKRI ini sangat Lamban dalam menyelesaikan suatu masalah. buktinya pendirian kampus tersebut, para penegak hukum membiarkan oknumnya dengan begitu saja, tak ada suatu jawaban yang pasti untuk Stopkan para oknum-oknum yang sengaja menghancurkan masa depan ribuan mahasiswa-mahasiswi khususnya di kabupaten nias selatan. Tahun 2012 hingga 2014, Penegak Hukum ada dimana..?? mengapa setelah ada korban, baru melakukan sesuatu hal yang seakan-akan peduli pada nasib mahasiswa-mahasiswi tersebut padahal hasilnya juga NIHIL.
Begitu juga DPRD Nias Selatan yang yang tak mau kalah saing dengan filosofi "Raja Tega".
Beberapa kali kami melakukan audensi kepada kepala daerah di nias selatan namun jawabannya "SABAR" hingga dua tahun janji manis tersebut tidak membuahkan hasil yang sangat signifikan. Dia hanya pintar membuat dan merangkai dalil-dalilnya agar kami mahasiswa-mahasiswi tersebut bisa terlena dan dapat terbuai akan janji-janji tersebut.
Andai saja penegak hukum yang ada di NKRI ini bisa bekerja sesuai dengan harapan masyarakat yang lemah, maka tak akan terjadilah penelantaran kami di kampus ilegal tersebut.
Kini Nasi telah menjadi Bubur yang tak bisa kembali pada originalnya.
No comments:
Post a Comment